Selasa, 12 November 2013

GADGET UNTUK PEMBELAJARAN



Gadget merupakan perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus di setiap jenis nya untuk memudahkan pekerjaan dan kebutuhan manusia menjadi lebih praktis dan efisien. Tidak seperti hal nya manusia yang mempunyai teknologi canggih hanya dimiliki kaum strata atas, lain dengan teknologi mini elektronik yang sekarang hampir dimiliki kaum mayoritas menengah maupun bawah yaitu teknologi gadget.
Hal ini terbukti di kehidupan jaman sekarang, di sekeliling kita pun sudah terbukti banyak nya masyarakat atau teman-teman kita yang telah menggunakan teknologi tersebut. Baik digunakan sebagai media telekomunikasi ataupun lifestyle, yang jadi pertanyaan saat ini apakah penggunaan media teknologi gadget mencakup laptop, smartphone, tablet, dan lain-lain efektif dan efisien dalam membantu pembelejaran? Sedangkan opsi pembelajaran yang sedang marak saat ini yaitu pembelajaran melalui Elektronik learning (E-learning) yang memudahkan pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran tanpa melakukan interaksi secara langsung. Pembelajaran tersebut dapat di lakukan melalui interaksi aplikasi tertentu yang telah di sediakan dan dapat di akses di setiap gadget itu sendiri.
Perkembangan gadget dewasa ini sangat luar biasa, bahkan penggunaannya pun sudah merambah jauh ke desa termasuk menghilangkan batas usia pemakainya. Sebagai gambaran, kita bisa melihat banyak balita yang sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan gadget walaupun belum mengenalnya dengan baik. Memang benar zaman semakin hari semakin berbeda. Kalau dulu mau buat tugas sekolah/kuliah harus nyari buku dulu dengan cara beli bagi yang berduit, atau pinjem teman/perpus bagi yang tak berduit banyak. Beda halnya dengan sekarang, semua informasi dan ilmu pengetahuan mudah untuk didapatkan, tinggal search aja lewat internet, keluar semua tuh informasi yang kita butuhkan.
Kemudahan ini disebabkan oleh gadget. Sekarang gadget seperti handphone, laptop, dan tablet bukanlah barang baru. Semua orang bisa memiliki gadget dalam berbagai bentuk dari anak kecil sampai lansia, tak terkecuali sampai-sampai siswa sekolah dasar pun sudah memiliki gadget. Ada tantangan baru bagi para guru dari melesatnya perkembangan dunia teknologi informatika dan alat elektronik seperti gadget, yaitu bagaimana guru bisa memanfaatkan gadget untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas. Tugas yang tak mudah memang, karena guru dituntut untuk “gak gaptek”, dan jangan sampai kalah dengan muridnya. Karena suka atau tidak suka, murid kita besar di era digital, sehingga para guru sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Diperlukan kreatifitas bagi guru untuk memanfaatkan gadget-gadget yang dimiliki oleh murid-muridnya agar bermanfaatannya tidak disalah gunakan dan kita dapat mencegah dampak buruk yang sering kita dengar. Apa yang bisa guru lakukan dengan pemanfaatan gadget?? Banyak sekali, guru bisa memanfaatkan gadget untuk sarana dan prasarana pembelajaran seperti penggunaan laptop dan internet untuk mencari bahan ajar tambahan seperti video, gambar, artikel, dan kegiatan ilmiah sederhana yang dapat dipraktekan dalam menunjang materi pembelajaran. Bisa juga guru memanfaatkan gadget dan internet sebagai sarana pemberian tugas dan pengumpulan tugas murid. Seperti dengan menggunakan jejaring sosial yang sudah populer dikalangan murid seperti FB, twitter, blog atau yang lainnya. Dalam memanfaatkan sosial media ini ada catatan khusus untuk guru, dimana guru harus memahami sosial media yang hendak digunakan dan juga mudah untuk dipahami oleh semua murid. Ada added value atau nilai tambah dari pemanfaatan sosial media ini, guru juga dapat memantau murid dalam menggunakan sosial media, bukan overprotective juga terhadap murid, tapi guru bisa lebih mengontrol hal-hal yang memang belum waktunya untuk diketahui anak atau dari konten-konten tidak mendidik seperti kekerasan dan pornografi.
Selain itu guru juga bisa memanfaatkan handphone yang berkamera untuk memotret hasil karya praktikum dan prosesnya. Gambar-gambar ini bisa digunakan untuk melengkapi laporan praktikum. Bisa juga handphone yang memiliki perekam suara atau video untuk merekam dialog drama. Guru juga bisa memanfaatkan handphone dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kompetensi siswa bertelepon dan berkirim pesan singkat (SMS) yang santun dan efektif. Dengan adanya kompetensi bertelepon dan berkirim pesan secara santun dan efektif ini, bisa meminimalisir bahasa alay yang digunakan oleh murid-murid.
Itu hanya sedikit contoh dalam pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Ada banyak sekali yang bisa guru lakukan untuk memanfaatkan teknologi terbaru dan tercanggih seperti gadget. Harus ada kemauan guru untuk mencoba dan melakukannya. Guru modern tidak cukup hanya bisa menggunakan teknologi terbaru namun juga harus bisa membangun rasa senang belajar yang kemudian memunculkan daya pikir kritis dan jiwa kreatif siswanya. Disisi lain kehadiran serba high tech ini tidak lantas menjadikan mereka robot-robot digital yang bisu, angkuh dan egois. Untuk itu menjadi tugas guru untuk tetap memberikan human touch yang menjadikan anak-anak tetap santun, berempati dan berjiwa sosial. Para guru juga harus tetap mendampingi dan mengarahkan muridnya agar bisa memanfaatkan teknologi secara sehat demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Gadget sendiri bisa menggambarkan kecanggihan peranti elektronik yang terus berkembang, bahkan bisa dikatakan gadget sebenarnya gadget adalah alat komunikasi multi fungsi. Bisa dipakai untuk menelepon, menulis pesan, menulis catatan, permainan, mengirim email, dan sebagainya. Semakin multi fungsi, semakin kerenlah gadget tersebut. Termasuk dalam jenis ini adalah laptop dan handphone. Gadget di kalangan mereka juga tidak lepas dari keberadaan sosial media dan perkembangan internet lainnya. Dominansi Facebook, twitter, email, blog, atau youtube menjadi bagian yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan mereka.
Fenomena lonjakan sosial media dalam gadget ini sering kali membuat siswa mengenyampingkan proses belajar, baik di rumah maupun sekolah. Perhatiannya tersedot pada fitur-fitur gadget yang menarik, pada status dan komentar, dan pada kicauan di twitter. Pengalihan perhatian semodel ini tentu saja mengganggu proses penyerapan informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Kadang tidak jarang saya menerima berita tentang siswa yang tidur larut malam hanya untuk memenuhi rasa penasarannya di depan internet. Untuk itu, harus ada cara agar siswa bisa tetap bersemangat belajar dengan memanfaatkan gadget yang dimilikinya.
Sebenarnya, gadget-gadget ini bisa menjadi modal bagi guru dalam mengembangkan kreatifitasnya mengajar. Pola mengajar yang paling tepat bagi siswa di era digital ini adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget  menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Justru, guru sebaiknya tidak lari dari dunia siswa yang dipenuhi tekhnologi jika ingin tetap didengar dan diperhatikan. Masuklah ke dunia siswa sehingga bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Beberapa hal yang menjadi alasan selain untuk mengalihkan penyalahgunaan yang biasa mereka lakukan, adalah karena siswa sudah menjadikan gadget ini sebagai keseharian mereka. Pola kebiasaan akan meminimalisir kendala dalam pemakaiannya. Di samping itu, model pembelajaran ini bisa diterima dengan senang hati oleh siswa karena tidak membuat mereka jenuh. Banyak orang beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya.
Sedemikian halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih.
Seperti yang kita ketahui penggunaan gadget saat ini sangat minim digunakan untuk mencari sumber belajar dan informasi maupun digunakan sebagai media pembelajaran E-learning. Salah satu contoh penggunaan gadget smartphone yang saya ketahui sampai saat ini hanya digunakan sebagai fasilitas chatting messenger dan alat pengakses jejaring sosial media yang hanya mem blow-up  masalah pribadi, aktifitas yang sedang dilakukan saat itu juga, kegalauan kehidupannya yang mungkin sangat terpuruk, dan hal yang lebih tidak masuk akal adalah memohon doa terhadap jejaring sosial. Entah apa yang membuat semua orang memanfaatkan media jejaring sosial digunakan untuk itu, tetapi saya yakin mereka masih mempunyai akal sehat. Sedangkan jika kita telusuri sedikit dari masalah tersebut banyak hal-hal yang dapat kita manfaatkan lebih berguna, kita ambil contoh dari jejaring sosial Twitter dimana banyak akun-akun sumber informasi dan pembelajaran dasar dimana admin tersebut selalu standby hampir 1 x 24 jam, Facebook yang menyediakan fasilitas grup dapat kita jadikan sebagai forum mini diskusi antar pendidik dan peserta didik, Google docs yang dapat dijadikan tempat meng-share data satu dengan yang lainnya.
Dari masalah di atas apakah ini karena kesalahan teknologi? Atau konsumen/user yang kurang smart menggunakan teknologi saat ini? Semua kembali dengan kepribadian dan prinsip masing-masing. Sedangkan pembelajaran E-learning di Indonesia sendiri sudah berjalan baik maupun masih banyak kekurangan dari satu dan yang lainnya entah itu meliput faktor fasilitas, perencanaan yang kurang maksimal, atau masih berlakunya pembelajaran konvensional yang masih sangat di minati peserta didik. Pembelajaran E-learning sendiri harus memiliki keterkaitan antara pendidik dan peserta didik yang efektif dan efisien demi kelancaran proses tersebut dapat berjalan dengan baik serta sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung sangat baik dan berinovasi dari pembelajaran konvensional.

Oleh Ida Farida Susilawati
Sumber internet

1 komentar: