Gadget merupakan perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus
di setiap jenis nya untuk memudahkan pekerjaan dan kebutuhan manusia menjadi
lebih praktis dan efisien. Tidak seperti hal nya manusia yang mempunyai
teknologi canggih hanya dimiliki kaum strata atas, lain dengan teknologi mini
elektronik yang sekarang hampir dimiliki kaum mayoritas menengah maupun bawah
yaitu teknologi gadget.
Hal ini terbukti di kehidupan jaman sekarang, di sekeliling kita pun
sudah terbukti banyak nya masyarakat atau teman-teman kita yang telah
menggunakan teknologi tersebut. Baik digunakan sebagai media telekomunikasi
ataupun lifestyle, yang jadi pertanyaan saat ini apakah penggunaan media
teknologi gadget mencakup laptop, smartphone, tablet, dan lain-lain efektif dan
efisien dalam membantu pembelejaran? Sedangkan opsi pembelajaran yang sedang
marak saat ini yaitu pembelajaran melalui Elektronik learning (E-learning) yang
memudahkan pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran tanpa melakukan
interaksi secara langsung. Pembelajaran tersebut dapat di lakukan melalui
interaksi aplikasi tertentu yang telah di sediakan dan dapat di akses di setiap
gadget itu sendiri.
Perkembangan
gadget dewasa ini sangat luar
biasa, bahkan penggunaannya pun sudah merambah jauh ke desa termasuk
menghilangkan batas usia pemakainya. Sebagai gambaran, kita
bisa melihat banyak balita yang sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan
gadget walaupun belum mengenalnya dengan baik. Memang benar zaman semakin hari
semakin berbeda. Kalau dulu mau buat tugas sekolah/kuliah harus nyari buku dulu
dengan cara beli bagi yang berduit, atau pinjem teman/perpus bagi yang tak
berduit banyak. Beda halnya dengan sekarang, semua informasi dan ilmu
pengetahuan mudah untuk didapatkan, tinggal search aja lewat internet, keluar
semua tuh informasi yang kita butuhkan.
Kemudahan
ini disebabkan oleh gadget. Sekarang gadget seperti
handphone, laptop, dan tablet bukanlah barang baru. Semua orang bisa memiliki
gadget dalam berbagai bentuk dari anak kecil sampai lansia, tak terkecuali
sampai-sampai siswa sekolah dasar pun sudah memiliki gadget. Ada tantangan baru
bagi para guru dari melesatnya perkembangan dunia teknologi
informatika dan alat elektronik seperti gadget, yaitu bagaimana guru bisa
memanfaatkan gadget untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas. Tugas yang tak
mudah memang, karena guru dituntut untuk “gak gaptek”, dan jangan sampai kalah
dengan muridnya. Karena suka atau tidak suka, murid kita besar di era digital, sehingga para guru sebisa mungkin menyesuaikan
diri dengan perkembangan teknologi.
Diperlukan
kreatifitas bagi guru untuk memanfaatkan gadget-gadget yang dimiliki oleh
murid-muridnya agar bermanfaatannya tidak disalah gunakan dan kita dapat
mencegah dampak buruk yang sering kita dengar. Apa yang bisa guru lakukan
dengan pemanfaatan gadget?? Banyak sekali, guru bisa memanfaatkan gadget untuk
sarana dan prasarana pembelajaran seperti penggunaan laptop
dan internet untuk mencari bahan ajar tambahan seperti video, gambar, artikel,
dan kegiatan ilmiah sederhana yang dapat dipraktekan dalam menunjang materi
pembelajaran. Bisa juga guru memanfaatkan gadget dan internet sebagai sarana
pemberian tugas dan pengumpulan tugas murid. Seperti dengan menggunakan
jejaring sosial yang sudah populer dikalangan murid seperti FB, twitter, blog atau yang lainnya. Dalam memanfaatkan sosial media ini
ada catatan khusus untuk guru, dimana guru harus memahami sosial media yang
hendak digunakan dan juga mudah untuk dipahami oleh semua murid. Ada added
value atau nilai tambah dari pemanfaatan sosial media ini, guru juga dapat
memantau murid dalam menggunakan sosial media, bukan overprotective juga
terhadap murid, tapi guru bisa lebih mengontrol hal-hal yang memang belum
waktunya untuk diketahui anak atau dari konten-konten
tidak mendidik seperti kekerasan dan pornografi.
Selain itu
guru juga bisa memanfaatkan handphone yang berkamera untuk memotret hasil karya
praktikum dan prosesnya. Gambar-gambar ini bisa digunakan untuk melengkapi
laporan praktikum. Bisa juga handphone yang memiliki perekam suara atau video
untuk merekam dialog drama. Guru juga bisa memanfaatkan handphone dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kompetensi siswa bertelepon dan berkirim pesan singkat (SMS) yang santun dan
efektif. Dengan adanya kompetensi bertelepon dan berkirim pesan secara santun
dan efektif ini, bisa meminimalisir bahasa alay yang digunakan oleh
murid-murid.
Itu hanya
sedikit contoh dalam pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Ada banyak sekali yang bisa guru
lakukan untuk memanfaatkan teknologi terbaru dan tercanggih seperti gadget. Harus ada kemauan
guru untuk mencoba dan melakukannya. Guru modern tidak cukup hanya bisa
menggunakan teknologi terbaru namun juga harus bisa membangun rasa senang
belajar yang kemudian memunculkan daya pikir kritis dan jiwa kreatif siswanya.
Disisi lain kehadiran serba high tech
ini tidak lantas menjadikan mereka robot-robot digital yang bisu, angkuh dan
egois. Untuk itu menjadi tugas guru untuk tetap memberikan human touch yang menjadikan anak-anak tetap santun, berempati dan
berjiwa sosial. Para guru juga harus tetap mendampingi dan mengarahkan muridnya
agar bisa memanfaatkan teknologi secara sehat demi masa depan Indonesia yang
lebih baik.
Gadget
sendiri bisa menggambarkan kecanggihan peranti elektronik yang terus
berkembang, bahkan bisa dikatakan gadget sebenarnya gadget adalah alat
komunikasi multi fungsi. Bisa dipakai untuk menelepon, menulis pesan, menulis
catatan, permainan, mengirim email, dan sebagainya. Semakin multi fungsi,
semakin kerenlah gadget tersebut. Termasuk dalam jenis ini adalah laptop dan handphone. Gadget di kalangan mereka juga tidak
lepas dari keberadaan sosial media dan perkembangan internet lainnya. Dominansi
Facebook, twitter, email, blog, atau youtube menjadi bagian yang tak kalah
pentingnya dalam kehidupan mereka.
Fenomena
lonjakan sosial media dalam gadget ini sering kali membuat siswa
mengenyampingkan proses belajar, baik di rumah maupun sekolah. Perhatiannya
tersedot pada fitur-fitur gadget yang menarik, pada status dan komentar, dan
pada kicauan di twitter. Pengalihan perhatian semodel ini tentu saja mengganggu
proses penyerapan informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Kadang tidak
jarang saya menerima berita tentang siswa yang tidur larut malam hanya untuk
memenuhi rasa penasarannya di depan internet. Untuk itu, harus ada cara agar
siswa bisa tetap bersemangat belajar dengan memanfaatkan gadget yang
dimilikinya.
Sebenarnya,
gadget-gadget ini bisa menjadi modal bagi guru dalam mengembangkan
kreatifitasnya mengajar. Pola mengajar yang paling tepat bagi siswa di era
digital ini adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia
digital. Untuk itu, gadget menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam
pembelajaran. Justru, guru sebaiknya tidak lari dari dunia siswa yang dipenuhi
tekhnologi jika ingin tetap didengar dan diperhatikan. Masuklah ke dunia siswa
sehingga bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Beberapa
hal yang menjadi alasan selain untuk mengalihkan penyalahgunaan yang biasa
mereka lakukan, adalah karena siswa sudah menjadikan gadget ini sebagai
keseharian mereka. Pola kebiasaan akan meminimalisir kendala dalam
pemakaiannya. Di samping itu, model pembelajaran ini bisa diterima dengan
senang hati oleh siswa karena tidak membuat mereka jenuh. Banyak orang
beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan
sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat
membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting
kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya.
Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak
terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk
sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya.
Sedemikian
halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat.
Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan
pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget
sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih.
Seperti yang kita ketahui penggunaan gadget saat ini sangat minim
digunakan untuk mencari sumber belajar dan informasi maupun digunakan sebagai
media pembelajaran E-learning. Salah satu contoh penggunaan gadget smartphone
yang saya ketahui sampai saat ini hanya digunakan sebagai fasilitas chatting
messenger dan alat pengakses jejaring sosial media yang hanya mem blow-up
masalah pribadi, aktifitas yang sedang dilakukan saat itu juga,
kegalauan kehidupannya yang mungkin sangat terpuruk, dan hal yang lebih tidak
masuk akal adalah memohon doa terhadap jejaring sosial. Entah apa yang membuat
semua orang memanfaatkan media jejaring sosial digunakan untuk itu, tetapi saya
yakin mereka masih mempunyai akal sehat. Sedangkan jika kita telusuri sedikit
dari masalah tersebut banyak hal-hal yang dapat kita manfaatkan lebih berguna,
kita ambil contoh dari jejaring sosial Twitter dimana banyak akun-akun sumber
informasi dan pembelajaran dasar dimana admin tersebut selalu standby hampir
1 x 24 jam, Facebook yang menyediakan fasilitas grup dapat kita jadikan sebagai
forum mini diskusi antar pendidik dan peserta didik, Google docs yang dapat
dijadikan tempat meng-share data satu dengan yang lainnya.
Dari masalah di atas apakah ini karena kesalahan teknologi? Atau
konsumen/user yang kurang smart menggunakan teknologi saat ini? Semua kembali
dengan kepribadian dan prinsip masing-masing. Sedangkan pembelajaran E-learning
di Indonesia sendiri sudah berjalan baik maupun masih banyak kekurangan dari
satu dan yang lainnya entah itu meliput faktor fasilitas, perencanaan yang
kurang maksimal, atau masih berlakunya pembelajaran konvensional yang masih
sangat di minati peserta didik. Pembelajaran E-learning sendiri harus memiliki
keterkaitan antara pendidik dan peserta didik yang efektif dan efisien demi
kelancaran proses tersebut dapat berjalan dengan baik serta sarana prasarana
atau fasilitas yang mendukung sangat baik dan berinovasi dari pembelajaran
konvensional.
Oleh Ida Farida
Susilawati
Sumber internet
Izin CP buat referensi makalah, thank u Ida Farida Susilawati
BalasHapus