Rabu, 30 Oktober 2013

M-Learning

M-LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN

Dengan semakin berkembangnya Teknologi Informasi dan komunikasi, banyak aplikasi teknologi yang telah dikembangkan. Perkembangan teknologi juga melahirkan sebuah konsep pembelajaran baru yaitu mobile learning / m-learning.  M-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan telepon bimbit/PDA sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran. M-learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.. M-learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajaran dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan pun dan di mana pun.

Konsep Dasar Pembelajaran Mobile Learning
             Mobile Learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau lingkungan dengan menggunakan teknologi pada saat pembelajar berada pada kondisi mobile/ponsel. Dengan berbagai potensi dan kelebihan yang dimilikinya, Mobile Learning diharapkan akan dapat menjadi sumber belajar alternatif yang  dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses dan hasil belajar peserta didik di Indonesia di masa datang. Program mobile learning yang dimaksud adalah program media pembelajaran berbasis ponsel/HP
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan di manapun dan kapan pun.
 Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), pembelajar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka pembelajar tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.
Dari ilustrasi tersebut di atas, setidak-tidaknya dapat diambil tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar Mobile Learning, yaitu :
a)   kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (jaringan dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet), jaringan dapat saja dengan LAN atau WAN
b)    tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya ponsel/HP, atau bahan cetak
c)    tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan.

Fungsi dan Manfaat Mobile Learning
            Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a. Suplemen (tambahan)
    Mobile Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai   kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi Mobile Learning.   Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (pelengkap)
    Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Substitusi (pengganti)
    Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik /siswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta didik.
 Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).
2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet.
 3) sepenuhnya melalui internet.
 Mobile Learning mempermudah interaksi antara pembelajar dengan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara pembelajar dengan pengajar maupun antara sesama peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagi hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri pembelajar. Pengajar  dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pembelajar di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses. Sesuai dengan kebutuhan, pengajar dapat pula memberikan kesempatan pada pembelajar untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh pembelajar sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
Berikut ini ada beberapa manfaat mengenai Mobile Learning dari dua sudut, yaitu:
a. Pembelajar
    Dengan kegiatan Mobile Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang  tinggi. Artinya, pembelajar dapat mengaskses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Pembelajar juga dapat berkomunikasi dengan pengajar setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, pembelajar dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaaan, maka kegiatan Mobile Learning akan memberikan manfaat kepada pembelajar yaitu :
1)    belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya
2)   mengikuti program pendidik dirumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer
3)   merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri
4)   tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
b. Pengajar
Dengan adanya kegiatan Mobile Learning, beberapa manfaat yang diperoleh pembelajar/pengajar antara lain:
1)    lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jwabnya sesuai dengan  tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi;
2)   mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak;
3)   mengontrol kegiatan belajar pembelajar, bahkan pembelajar juga dapat mengetahui kapan harus belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang;
4)   mengecek apakah pembelajar telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu;
5)   memeriksa jawaban pembelajar dan memberitahukan hasilnya kepda pembelajar

Mobile Learning dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam membentuk budaya belajar baru yang lebih modern, demokratis dan mendidik. Budaya belajar adalah bagian kecil dari budaya masyarakat. Budaya masyarakat diartikan sebagai keterpaduan keseluruhan objek, ide, pengetahuan, lembaga, cara mengerjakan sesuatu, kebiasaan, pola perilaku, nilai, dan sikap tiap generasi dalam suatu masyarakat yang diterima suatu generasi dari generasi pendahulunya dan diteruskan acapkali dalam bentuk yang sudah berubah kepada generasi penerusnya.


                                                                Oleh : Ida Farida Susilawati
                                                                Sumber: Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar