Kamis, 21 November 2013

Pembelajaran Teknologi Informasi


MANFAAT  PEMBELAJARAN TEKNOLOGI  INFORMASI

Sebelum saya masuk kuliah ke Pascasarjana STKIP jurusan Teknologi Pembelajaran, saya tidak mengenal apa itu Teknologi Informasi. Karena itu pertama kali mengikuti perkuliahan Teknologi Informasi  dirasakan sangatlah berat, karena istilah-istilah yang ada di dalamnya banyak yang belum saya kenal. Saya juga tidak menyangka , kuliah di jurusan Teknologi Pembelajaran haruslah punya dasar bisa menggunakan komputer/ laptop, sedangkan saya  tidak mempunyai dasar sama sekali tentang menggunakan komputer / laptop.

Hari-hari saya lalui mencoba untuk tetap bertahan, hampir saja saya putus asa dan berkeinginan untuk berhenti kuliah, karena menghadapi tugas-tugas yang sangat banyak. Tiap dosen, tiap minggu selalu saja ada tugas yang mesti dikerjakan sehingga pernah membuat saya setres. Tetapi dengan tekad yang bulat saya berubah pikiran dan tidak mau menyerah begitu saja.

Minggu ke minggu  saya ikuti perkuliahan Teknologi Informasi  ini, alhamdulillah dapat teratasi juga  bahkan menambah pengetahuan saya  mengenai teknologi.  Banyak  manfaat yang bisa saya petik dengan mempelajari  ilmu yang satu ini, sekarang saya sudah bisa menggunakan laptop walaupun belum mahir, bisa mengerjakan tugas sendiri tidak terlalu bergantung pada orang lain. Semua itu berkat Bapak Dosen TI (Information and Technology) sehingga bisa seperti sekarang ini.

Di era globalisasi saat ini, penting sifatnya untuk kita mengenal dan mempelajari ilmu teknologi ini, supaya tidak ketinggalan informasi. Informasi tersebut bisa kita akses dari internet.  Banyak hal yang bisa kita lakukan apabila kita dapat mengoperasikan kecanggihan internet. Kita dapat mempelajari dunia maya yang bersifat luas dan fleksibel untuk digunakan, juga mudah diakses oleh siapa pun, di mana pun si pengguna berada. Cara mengaksesnya pun mudah, kita mengakses internet melalui komputer, laptop, netbook, notebook,  dan handphone. Semua itu sudah dapat saya lakukan dan sangat membantu  dalam pekerjaan saya sebagai seorang guru, karena bisa memanfaatkan teknologi  ini dalam pembelajaran.

Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sangat membantu saya untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik, memotivasi kemampuan peserta didik untuk bisa menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri, mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong peserta didik terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

Tentunya banyak sekali yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari  teknologi dan informasi ini, namun ada baiknya kita mengambil sisi baiknya saja. Cara-cara untuk memilih agar kita, peserta didik, para pengguna fasilitas kecanggihan teknologi dan informasi dapat menikmati dengan nyaman adalah jangan menyalah gunakan akun, situs web, aplikasi yang dilindungi hak cipta, gunakan fasilitas TI hanya untuk kepentingan yang berguna. Manfaat utama dari teknologi dan informasi salah satumya memudahkan kita mendapatkan informasi yang diinginkan dengan cara yang cepat dan mudah.



KESAN,  PESAN, DAN SARAN UNTUK DOSENKU

Dr. H. Hudiana Hernawan, M.S

Beliau adalah salah satu dosen di Pascasarjana STKIP Garut, yang mengajar Teknologi Informas (TI) dan kita tahu bahwa di era globalisasi seperti sekarang ini teknologi dan informasi sangatlah penting dan tidak bisa jauh dari kehudupan kita, makanya kita harus mempelajarinya supaya tidak ketinggalan informasi. Berkat Beliaulah saya sudah bisa

Kesan
 Cara mengajarnya bener bener tidak membuat mahasiswa ngantuk dan semua mahasiswa selalu fokus mengikuti perkuliahannya , pokoknya mantaplah buat bapa, top pisan juga sangatlah bijak,memaklumi keadaan mahasiswanya yang sudah tua-tua heee heee.

Pesan
Kalau bisa, Pak jangan terlalu cepat dalam memberikan penjelasannya pada waktu perkuliahan karena banyak mahasiswa yang belum begitu mahir dalam menggunakan laptop (sur paribasa mah janten kagugusur, kasihan kan kadang jadi pada bengong kalau ketinggalan padahal sudah semangat untuk bisa mengikuti dari awalnya. Ya karena itu tadi tea faktor usia sangatlah mempengaruhi yang utama keterbatasan kemampuan, mungkin juga karena berbagai hal atau kesibukan masing masing  sehingga tidak begitu konsen.

Saran
 Saya harap untuk semester depan (semester 3), Bapak bisa mengajar lagi biar mahasiswanya tidak kaku  lagi dan sudah merasa nyaman belajar bersama, Bapak. Tapi seandainya tidak bisa saya harap bapak bisa membantu saya juga teman-teman seperjuangan  jika memerlukan bantuan dari, Bapak. Saya pastikan semua mahasiswa akan sependapat dengan saran saya. Bukan saya memuji, Pak ini kenyataan. Suweeer.







Oleh : Ida Farida Susilawati

Selasa, 12 November 2013

GADGET UNTUK PEMBELAJARAN



Gadget merupakan perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus di setiap jenis nya untuk memudahkan pekerjaan dan kebutuhan manusia menjadi lebih praktis dan efisien. Tidak seperti hal nya manusia yang mempunyai teknologi canggih hanya dimiliki kaum strata atas, lain dengan teknologi mini elektronik yang sekarang hampir dimiliki kaum mayoritas menengah maupun bawah yaitu teknologi gadget.
Hal ini terbukti di kehidupan jaman sekarang, di sekeliling kita pun sudah terbukti banyak nya masyarakat atau teman-teman kita yang telah menggunakan teknologi tersebut. Baik digunakan sebagai media telekomunikasi ataupun lifestyle, yang jadi pertanyaan saat ini apakah penggunaan media teknologi gadget mencakup laptop, smartphone, tablet, dan lain-lain efektif dan efisien dalam membantu pembelejaran? Sedangkan opsi pembelajaran yang sedang marak saat ini yaitu pembelajaran melalui Elektronik learning (E-learning) yang memudahkan pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran tanpa melakukan interaksi secara langsung. Pembelajaran tersebut dapat di lakukan melalui interaksi aplikasi tertentu yang telah di sediakan dan dapat di akses di setiap gadget itu sendiri.
Perkembangan gadget dewasa ini sangat luar biasa, bahkan penggunaannya pun sudah merambah jauh ke desa termasuk menghilangkan batas usia pemakainya. Sebagai gambaran, kita bisa melihat banyak balita yang sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan gadget walaupun belum mengenalnya dengan baik. Memang benar zaman semakin hari semakin berbeda. Kalau dulu mau buat tugas sekolah/kuliah harus nyari buku dulu dengan cara beli bagi yang berduit, atau pinjem teman/perpus bagi yang tak berduit banyak. Beda halnya dengan sekarang, semua informasi dan ilmu pengetahuan mudah untuk didapatkan, tinggal search aja lewat internet, keluar semua tuh informasi yang kita butuhkan.
Kemudahan ini disebabkan oleh gadget. Sekarang gadget seperti handphone, laptop, dan tablet bukanlah barang baru. Semua orang bisa memiliki gadget dalam berbagai bentuk dari anak kecil sampai lansia, tak terkecuali sampai-sampai siswa sekolah dasar pun sudah memiliki gadget. Ada tantangan baru bagi para guru dari melesatnya perkembangan dunia teknologi informatika dan alat elektronik seperti gadget, yaitu bagaimana guru bisa memanfaatkan gadget untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas. Tugas yang tak mudah memang, karena guru dituntut untuk “gak gaptek”, dan jangan sampai kalah dengan muridnya. Karena suka atau tidak suka, murid kita besar di era digital, sehingga para guru sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Diperlukan kreatifitas bagi guru untuk memanfaatkan gadget-gadget yang dimiliki oleh murid-muridnya agar bermanfaatannya tidak disalah gunakan dan kita dapat mencegah dampak buruk yang sering kita dengar. Apa yang bisa guru lakukan dengan pemanfaatan gadget?? Banyak sekali, guru bisa memanfaatkan gadget untuk sarana dan prasarana pembelajaran seperti penggunaan laptop dan internet untuk mencari bahan ajar tambahan seperti video, gambar, artikel, dan kegiatan ilmiah sederhana yang dapat dipraktekan dalam menunjang materi pembelajaran. Bisa juga guru memanfaatkan gadget dan internet sebagai sarana pemberian tugas dan pengumpulan tugas murid. Seperti dengan menggunakan jejaring sosial yang sudah populer dikalangan murid seperti FB, twitter, blog atau yang lainnya. Dalam memanfaatkan sosial media ini ada catatan khusus untuk guru, dimana guru harus memahami sosial media yang hendak digunakan dan juga mudah untuk dipahami oleh semua murid. Ada added value atau nilai tambah dari pemanfaatan sosial media ini, guru juga dapat memantau murid dalam menggunakan sosial media, bukan overprotective juga terhadap murid, tapi guru bisa lebih mengontrol hal-hal yang memang belum waktunya untuk diketahui anak atau dari konten-konten tidak mendidik seperti kekerasan dan pornografi.
Selain itu guru juga bisa memanfaatkan handphone yang berkamera untuk memotret hasil karya praktikum dan prosesnya. Gambar-gambar ini bisa digunakan untuk melengkapi laporan praktikum. Bisa juga handphone yang memiliki perekam suara atau video untuk merekam dialog drama. Guru juga bisa memanfaatkan handphone dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kompetensi siswa bertelepon dan berkirim pesan singkat (SMS) yang santun dan efektif. Dengan adanya kompetensi bertelepon dan berkirim pesan secara santun dan efektif ini, bisa meminimalisir bahasa alay yang digunakan oleh murid-murid.
Itu hanya sedikit contoh dalam pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Ada banyak sekali yang bisa guru lakukan untuk memanfaatkan teknologi terbaru dan tercanggih seperti gadget. Harus ada kemauan guru untuk mencoba dan melakukannya. Guru modern tidak cukup hanya bisa menggunakan teknologi terbaru namun juga harus bisa membangun rasa senang belajar yang kemudian memunculkan daya pikir kritis dan jiwa kreatif siswanya. Disisi lain kehadiran serba high tech ini tidak lantas menjadikan mereka robot-robot digital yang bisu, angkuh dan egois. Untuk itu menjadi tugas guru untuk tetap memberikan human touch yang menjadikan anak-anak tetap santun, berempati dan berjiwa sosial. Para guru juga harus tetap mendampingi dan mengarahkan muridnya agar bisa memanfaatkan teknologi secara sehat demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Gadget sendiri bisa menggambarkan kecanggihan peranti elektronik yang terus berkembang, bahkan bisa dikatakan gadget sebenarnya gadget adalah alat komunikasi multi fungsi. Bisa dipakai untuk menelepon, menulis pesan, menulis catatan, permainan, mengirim email, dan sebagainya. Semakin multi fungsi, semakin kerenlah gadget tersebut. Termasuk dalam jenis ini adalah laptop dan handphone. Gadget di kalangan mereka juga tidak lepas dari keberadaan sosial media dan perkembangan internet lainnya. Dominansi Facebook, twitter, email, blog, atau youtube menjadi bagian yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan mereka.
Fenomena lonjakan sosial media dalam gadget ini sering kali membuat siswa mengenyampingkan proses belajar, baik di rumah maupun sekolah. Perhatiannya tersedot pada fitur-fitur gadget yang menarik, pada status dan komentar, dan pada kicauan di twitter. Pengalihan perhatian semodel ini tentu saja mengganggu proses penyerapan informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Kadang tidak jarang saya menerima berita tentang siswa yang tidur larut malam hanya untuk memenuhi rasa penasarannya di depan internet. Untuk itu, harus ada cara agar siswa bisa tetap bersemangat belajar dengan memanfaatkan gadget yang dimilikinya.
Sebenarnya, gadget-gadget ini bisa menjadi modal bagi guru dalam mengembangkan kreatifitasnya mengajar. Pola mengajar yang paling tepat bagi siswa di era digital ini adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget  menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Justru, guru sebaiknya tidak lari dari dunia siswa yang dipenuhi tekhnologi jika ingin tetap didengar dan diperhatikan. Masuklah ke dunia siswa sehingga bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Beberapa hal yang menjadi alasan selain untuk mengalihkan penyalahgunaan yang biasa mereka lakukan, adalah karena siswa sudah menjadikan gadget ini sebagai keseharian mereka. Pola kebiasaan akan meminimalisir kendala dalam pemakaiannya. Di samping itu, model pembelajaran ini bisa diterima dengan senang hati oleh siswa karena tidak membuat mereka jenuh. Banyak orang beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya.
Sedemikian halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih.
Seperti yang kita ketahui penggunaan gadget saat ini sangat minim digunakan untuk mencari sumber belajar dan informasi maupun digunakan sebagai media pembelajaran E-learning. Salah satu contoh penggunaan gadget smartphone yang saya ketahui sampai saat ini hanya digunakan sebagai fasilitas chatting messenger dan alat pengakses jejaring sosial media yang hanya mem blow-up  masalah pribadi, aktifitas yang sedang dilakukan saat itu juga, kegalauan kehidupannya yang mungkin sangat terpuruk, dan hal yang lebih tidak masuk akal adalah memohon doa terhadap jejaring sosial. Entah apa yang membuat semua orang memanfaatkan media jejaring sosial digunakan untuk itu, tetapi saya yakin mereka masih mempunyai akal sehat. Sedangkan jika kita telusuri sedikit dari masalah tersebut banyak hal-hal yang dapat kita manfaatkan lebih berguna, kita ambil contoh dari jejaring sosial Twitter dimana banyak akun-akun sumber informasi dan pembelajaran dasar dimana admin tersebut selalu standby hampir 1 x 24 jam, Facebook yang menyediakan fasilitas grup dapat kita jadikan sebagai forum mini diskusi antar pendidik dan peserta didik, Google docs yang dapat dijadikan tempat meng-share data satu dengan yang lainnya.
Dari masalah di atas apakah ini karena kesalahan teknologi? Atau konsumen/user yang kurang smart menggunakan teknologi saat ini? Semua kembali dengan kepribadian dan prinsip masing-masing. Sedangkan pembelajaran E-learning di Indonesia sendiri sudah berjalan baik maupun masih banyak kekurangan dari satu dan yang lainnya entah itu meliput faktor fasilitas, perencanaan yang kurang maksimal, atau masih berlakunya pembelajaran konvensional yang masih sangat di minati peserta didik. Pembelajaran E-learning sendiri harus memiliki keterkaitan antara pendidik dan peserta didik yang efektif dan efisien demi kelancaran proses tersebut dapat berjalan dengan baik serta sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung sangat baik dan berinovasi dari pembelajaran konvensional.

Oleh Ida Farida Susilawati
Sumber internet

Rabu, 06 November 2013

E-Book Untuk Pembelajaran



 
Menurut wikipedia : e-book (singkatan  dari electronic book, atau EBook) dikenal sebagai buku digital, merupakan e-teks  yang berbentuk media  digital  dan kadang-kadang dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis.
Dengan hadirnya ebook ini para pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik (buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisan-tulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet.
Bentuk file e-book yang  paling populer biasanya dibuat dalam bentuk pdf dimana pembuatannya menggunakan program seperti  Pdf955 , PrimoPDF, PDFCreator , CutePDF Writer, OpenOffice dll. Kelebihan file pdf ini filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak.
Penggunaan media pembelajaran sudah mulai digunakan oleh kalangan masyarakat termasuk pendidik dan peserta didik. E-book menjadi media yang penting dalam pembelajaran. Fungsi dan manfaat E-book sangat dirasakan oleh pengguna seperti pendidik dan peserta didik. Apakah peran E-book sudah dirasakan bagi pendidik dan peserta didik?
E-book menjadi media belajar yang populer selama beberapa tahun ini karena pemerintah secara penuh mendukung penggunaan E-book dalam pembelajaran. E-book berperan penting dalam proses pembelajaran karena memiliki keunggulan. Keunggulan dari E-book bisa dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Adapun kekurangan dari E-book dilihat dari pengguna setiap daerah.
Beberapa fungsi E-book sebagai media belajar yaitu dapat meningkatkan produktivitas belajar. Proses pembelajaran tidak lepas kaitannya dengan sumber belajar yang berupa buku-buku bacaan seperti E-book. E-book juga sebagai referensi yang tidak terbatas, jadi tidak terpaku pada satu sumber belajar.
E-book membantu pendidik dalam mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pembelajaran. Pendidik repot jika harus membawa banyak buku bacaan dalam bentuk fisiknya yang berat. E-book yang berupa data digital sangat mudah untuk dibawa dalam banyak file, sehingga pendidik tidak kehabisan bahan belajar untuk peserta didik.
E-book dapat mengurangi beban pendidik dalam menyajikan informasi, informasi yang diberikan melalui E-book lebih konkret dan memungkinkan pembelajaran besifat induvidual sebab tidak tergantung pada informasi yang diberikan pendidik, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan minatnya, pembelajaran lebih terarah, dapat memberikan pengetahuan langsung hasil dari membaca, memungkinkan pemberian informasi yang lebih luas kepada pesertadidik.
Manfaat E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data digital yaitu ukuran fisik kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dsb. E-book juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa dengan format yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam penyampaian informasi karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia.
E-book memberikan dampak yang luar biasa pada kemajuan teknologi dalam pendidikan. Bagi seorang pendidik sangat terbantu dengan adanya E-book dengan berbagai kemudahannya. Pendidik akan lebih mudah mencari sumber materi pelajaran, menambah referensi sumber belajar. Pendidik tidak perlu beranjak dari tempat satu ketempat lainnya yang membuang waktu dan energi, karena E-book bisa didapatkan dari situs web, hanya perlu duduk dan seaching dengan akses internet. E-book bisa diteriakan sebagai seorang Hero untuk keberhasilan pendidik mengajar karena efisien dan efektif.
Bagi peserta didik E-book juga sangat membantu untuk proses belajar diluar kelas atau dirumah. Peserta didik yang memiliki akses internet di rumah bisa mengunduh E-book dari situs atau bisa juga cari akses internet gratis di area hotspot. Karakteristik peserta didik yang haus akan pengetahuan menjadikan materi yang disampaikan pendidik itu kurang, bisa dianalogikan sayur tanpa garam. E-book berperan sebagai penunjang materi tambahan pengetahuan, E-book menjadi garam dalam sayur. Pengetahuan peserta didik akan lebih kompleks dari pemanfaatan E-book.
E-book dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diakses dengan softwere adobe reader dsb. E-book sekarang dikembangkan oleh peniliti atau programer dengan campuran berbagai mulitmedia seperti animasi bergambar dan suara. E-book yang secara umum hanya terdiri dari tulisan diintegrasikan dengan audiovisual sehingga lebih interaktif. Pengguna E-book akan lebih tertarik dan dapat dengan mudah memahami isi materi.
Ada kendala besar dalam jalur-jalur lalu-lintas informasi yang kita miliki. Kendala tersebut terkait dengan ketimpangan yang berat antara kondisi di daerah dengan di pusat. Masyarakat kota-kota besar sudah bisa menikmati layanan internet gratis dengan kesempatan akses yang sangat sedikit hambatan. Sementara itu, masyarakat di pinggiran yang secara ekonomis kurang mampu melayani dirinya sendiri karena ketidakmampuan secara ekonomis, dipersulit lagi oleh kondisi layanan informasi yang tidak lancar. Seseorang yang berada di daerah, jika ingin mengakses BSE yang free download, harus mengeluarkan biaya lebih mahal ketimbang membeli buku cetakan. Ketimpangan-ketimpangan sejenis kerap memosisikan masyarakat kecil sebagai korban aneka program yang dirancang secara kurang matang.
Permasalahan hak cipta adalah menjadi poin utama dari kelemahan ini. Karena sifat digitalnya yang sangat mudah untuk di-copy, tentu menjadi permasalahan tersendiri. Selain itu, karena sifat digital itulah sangat rentan terjadi kerusakan, seperti terkena virus atau kerusakan pada file akibat kesalahan pemakaian.
Sisi pemasarannya juga dapat menjadi kelemahan E-book. Jaman yang sudah serba menggunakan komputer, masih banyak juga orang yang belum mempunyai perangkat pengakses E-book atau kalaupun ada, mereka tidak tertarik untuk terus berhadapan dengan perangkat digitalnya untuk membaca E-book.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan keberhasil belajar tidak lepas dari medianya yaitu dalam tulisan ini E-book. Manfaatnya sangat dirasakan bagi pendidik dan peserta didik. Pendidik dan peserta didik sangat terbantu dengan E-book.
Satu lagi tugas dan tanggungjawab pemerintah untuk membantu terjangkaunya E-book dari masyarakat desa sampai kota. E-book diharapkan tidak terpusat hanya pada daerah kota, tetapi menyeluruh untuk pengguna baik pendidik dan peserta didik di desa maupun kota.
Beberapa keuntungan eBook dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Mobility
Kegunaan yang paling menonjol dari eBook adalah kemudahan untuk dibawa dan dibuka melalui bermacam-macam perangkat digital yang bisa dibawa kemana saja. Teknologi eBook didesain untuk beberapa perangkat digital contohnya: Smartphone, Ipad, tablet, PDA, netbook, laptop dan lain-lain.
2.     Ease of Updating Content
Karena format eBook dalam bentuk digital maka salah satu kelebihan eBook adalah kemudahan untuk melakukan pengeditan, meng-update dan mempublikasikannya kembali kepada para pembaca.
3.     Cost Effective Publication
Pada cetakan tradisional dibutuhkan waktu yang lama dan proses yang cukup panjang dalam hal mempublikasi dan mendistribusikan. Berbeda halnya dengan eBook yang tidak menimbulkan biaya apapun dalam hal memperbaharui, meng-edit dan publikasi atau distribusi ulang. Oleh karenanya, manfaat eBook bagi para penulis yaitu hemat biaya distribusi ulang. Penulis dapat meng-update tulisannya lebih sering sesuai kebutuhannya.
4.     Multimedia Capability
Manfaat istimewa eBook yaitu dengan mudah dapat berintegrasi dengan elemen-elemen multimedia (video, audio, interactive graphics, dan sebagainya).
5.     eReader “Plusses”
Salah satu keunggulannya juga pada kecocokan format aplikasi eBook dengan berbagai device atau perangkat digital yang membuat pengguna atau pembaca tidak perlu banyak mengutak-atik device.
6.     Scalable and Re-Flowable Text
Dalam penggunaannya eBook sangat menarik bagi pembaca karena tampilan teks, warna, ukuran dan terutama format eBook ini telah diatur sedemikian rupa agar aspek visualnya bisa di edit oleh pembaca.
7.     Built-In Dictionary
Karena ada built-in dictionary, pembaca dapat mencari definisi setiap kata dalam bacaannya.
8.     Bookmarking
Fungsi pembatas buku otomatis dapat memudahkan pembaca untuk kembali ke halaman yang dibacanya dan membolak-balik halaman tanpa khawatir lupa halaman yang dibaca terakhir.
9.     Highlights, Annotations and Notes
Manfaat menarik eBook juga dapat menandai kalimat yang dibaca, membuat catatan dan  komentar untuk menandai bacaan yang dibaca. Penambahan-penambahan ini akan terus menempel di eBook sampai pembaca memutuskan untuk menghapusnya. CITATION Joe11 \l 1033 (Zarley, 2011)
Di Indonesia penggunaan eBook belum begitu populer seperti di Amerika Serikat yang telah mencapai angka 53% pembaca perpustakaan memilih eBook. Di Indonesia penggunaan eBook hanya populer pada pengguna gadget dan masyarakat perkotaan yang telah memiliki kemudahan akses internet. Itulah sebabnya mengapa E-learning hanya tersedia dikampus-kampus dikota-kota besar. Kemungkinan untuk masyarakat memilih eBook sebagai bahan acuannya masih sangat kecil dan belum bisa merata.
Sebagai alat pembelajaran yang memiliki manfaat efisiensi biaya dan waktu bagi pengajar dan siswa, eBook juga memiliki manfaat yang sama dalam organisasi sebagai contoh untuk kegiatan training karyawan. Pemanfaatan teknologi seperti web-based training memberikan sejumlah kemudahan bagi trainer untuk menyampaikan bahan materinya kepada peserta training. Penggunaannya yang mirip dengan cetakan buku tradisional dengan keuntungan tidak perlu membeli stabillo, pensil, pulpen, pembatas buku, juga tidak perlu fotocopy untuk memperbanyak materi, membuat eBook menjadi alat yang lebih baik untuk menggantikan cara lama dengan mempergunakan buku cetak. Kemudahan integrasi dengan elemen-elemen multimedia juga menjadikan eBook lebih efektif sebagai alat penyampaian pesan materi pelajaran dari pengajar. Sebagai contoh: pengajar/trainer dapat dengan mudah memberikan contoh-contoh dengan video yang akan lebih mendukung secara audio-visual. Komunikasi antara trainer dan trainee dengan menggunakan medium media baca dan media audio-visual ini dianggap cukup efektif asalkan dengan penyusunan materi eBook yang baik oleh trainer.
E-Book atau Elektronik Book merupakan salah satu media belajar atau informasi yang  saat ini telah menjadi primadona di bidang media terutama sumber digital. saat ini E-Book memiliki peranan penting sebagai sumber belajar, E-book sumber belajar saat ini telah banyak yang menyediakan mulai dari blog, atau website pendidikan milik pemerintah sehingga memenjakan penuntut ilmu mudah dalam mengambil sumber secara digital.
E-book menjadi media belajar yang populer selama beberapa tahun ini karena pemerintah secara penuh mendukung penggunaan E-book dalam pembelajaran. E-book berperan penting dalam proses pembelajaran karena memiliki keunggulan, Keunggulan dari E-book bisa dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Beberapa fungsi E-book sebagai media belajar yaitu dapat meningkatkan produktivitas belajar, Proses pembelajaran tidak lepas kaitannya dengan sumber belajar yang berupa buku-buku bacaan seperti E-book. E-book juga sebagai referensi yang tidak terbatas, jadi tidak terpaku pada satu sumber belajar.
E-book membantu pendidik dalam mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pembelajaran. Pendidik repot jika harus membawa banyak buku bacaan dalam bentuk fisiknya yang berat. E-book yang berupa data digital sangat mudah untuk dibawa dalam banyak file, sehingga pendidik tidak kehabisan bahan belajar untuk peserta didik.
Manfaat E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data digital yaitu ukuran fisik kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dsb. E-book juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa dengan format yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam penyampaian informasi karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia. E-book memberikan dampak yang luar biasa pada kemajuan teknologi dalam pendidikan. Bagi seorang pendidik sangat terbantu dengan adanya E-book dengan berbagai kemudahannya. Pendidik akan lebih mudah mencari sumber materi pelajaran, menambah referensi sumber belajar. Pendidik tidak perlu beranjak dari tempat satu ketempat lainnya yang membuang waktu dan energi, karena E-book bisa didapatkan dari situs web, hanya perlu duduk dan seaching dengan akses internet. E-book bisa diteriakan sebagai seorang Hero untuk keberhasilan pendidik mengajar karena efisien dan efektif.
Bagi peserta didik E-book juga sangat membantu untuk proses belajar diluar kelas atau dirumah. Peserta didik yang memiliki akses internet di rumah bisa mengunduh E-book dari situs atau bisa juga cari akses internet gratis di area hotspot. Karakteristik peserta didik yang haus akan pengetahuan menjadikan materi yang disampaikan pendidik itu kurang, bisa dianalogikan sayur tanpa garam. E-book berperan sebagai penunjang materi tambahan pengetahuan, E-book menjadi garam dalam sayur. Pengetahuan peserta didik akan lebih kompleks dari pemanfaatan E-book.

Oleh Ida Farida Susilawati

Sumber : Internet